Aku menyesal karena sudah membiarkan rasa dan lukaku terlalu dalam.
Hingga aku tak bisa membedakan antara ada dan tiada.
Ku sebut segalanya berantakan hingga perasaanku entah aku simpan dimana.
Di setiap sudut aku mencari.
Hingga aku kehilangan diri sendiri.
Diksiku bahkan sudah tak berarti.
Apapun yang aku tuangkan semuanya bukan bentuk bahagia.
Tetapi luka yang setiap hari menganga.
Aku terperosok pada luka yang ku sebut ia bahagia.
Aku juga tak terima karena lukaku menghasilkan banyak rasa kecewa.
Aku marah,
Ingin aku bakar rasa yang tak tentu arah ini.
Biarkan ia menjadi abu dan terbawa oleh hembusan angin kelabu.
Aku tak peduli,
Yang aku tahu hanya..
Aku bisa pergi dari dunia ini,
Dengan penuh ketenangan.
Tanpa luka dan tanpa rasa bersalah.
Pada diriku sendiri yang sudah teramat banyak menghiasi luka dengan tawa.
Aku pamit dengan membawa berjuta rasa yang entah untuk apa.
Aku simpan tapi sudah tak ada gunanya.
Dirasakanpun hanya akan menimbulkan banyak rasa sakit dan kecewa.
0 Komentar