Benang kusut

Entah harus di mulai darimana. Seketika pikiranku melayang tak karuan mendengarkan sebuah pernyataan seorang teman. "Oh yah, nama itu sering aku dengar. Kamu kenal dia, dulu dia di jagain banget loh." Ujarnya. Aku hanya menjawab "Kenal, tapi aku ga pernah ngobrol langsung sih, lagian kan bukan urusan aku yaa hehe". 


Aku tertawa sepanjang jalan menuju pulang, aku banyak berbincang sampai dirumah. Hatiku berdebar tak karuan bukan karena rindu tetapi karena sesak dan tidak bisa mengadu. Ingin menangis tapi rasanya terlalu awam untukku. Ini hanya cerita masa lalu, tetapi kenapa hatiku sangat menggebu dan terganggu. Tolonglah, aku tak kuasa menahan sesak ini sendirian. Aku ingin marah dan melampiaskan segala kekesalan. Sekali lagi, aku tidak bisa melakukannya. Aku belum mampu untuk mengucapkan kalimat itu. "Aku tidak suka, aku cemburu!" 


Ah sudahlah persetan dengan pikiranku sendiri. Aku menatap cermin dan berkata "Kamu mungkin tidak secantik dia, tidak sepintar dia, tidak se-elegan dia, tidak banyak yang kau punya tetapi ingat kamu tetaplah kamu yang harusnya bangga memiliki diri kamu ini. Kamu belum baik, tapi bukan berarti kamu tidak bisa berubah untuk menjadi lebih baik." Hah, rasanya hati sedikit lega meskipun pikiran seperti benang kusut yang entah dimana ujung benangnya. Semuanya abu-abu tidak bisa aku tuju, mana yang fatamorgana dan mana yang nyata aku tidak tahu. Aku putuskan untuk masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhku ke tempat tidur. Menutup mataku dan perlahan tertidur dengan keadaan senja yang lama-lama berubah menjadi malam yang gelap.

Posting Komentar

0 Komentar