2022, porak poranda 🥀

Aku tidak ingin menyalahkan siapapun, jika harus ada yang disalahkan. Itulah aku, kesalahan dan kekecewaan itu karena perbuatanku sendiri, ekspektasi yang terlalu tinggi juga salah satu pemicunya. Sakit sendiri, sembuh sendiri, semoga.

Jika bisa takdir ku ubah sedikit saja, aku ingin memutar waktu. Agar aku tidak bertindak gegabah terhadap menilai manusia. Aku selalu memandang baik setiap manusia tanpa aku berpikir pandanganku itu yang justru akan membuatku terperosok jatuh ke dalam jurang kekecewaan. Aku tahu, banyak hal yang harusnya tidak terjadi, aku bisa mencegahnya lebih awal, tapi memang aku manusia ceroboh semua berjalan baik seingatku sampai pada satu titik dimana ternyata semua kebaikkanku hanya menjadi manfaat baik bagi mereka tapi tidak dengan aku. Alih-alih membuatku sedikit tenang, justru malah membuatku semakin tidak percaya pada orang-orang. 

Bedebah, pengkhianat yang paling aku benci ternyata sedang ada di depan mataku dengan kepolosan mereka. Aku yang berniat sedikit membantu lewat uang dan tenaga yang tidak seberapa ternyata hanya dijadikan bahan rampasan. Tanpa berpikir bagaimana jadinya aku, mereka dengan mudahnya berkata mengenai keadilan seakan-akan mereka jauh dari rasa adil. Harusnya aku berteriak paling kencang di depan sana, harusnya aku yang membakar rasa manusiawi itu, harusnya aku yang pergi dari tempat menjijikan itu.  Dan iya, aku yang pergi dari tempat kotor itu, aku memilih untuk menjauh dan menjaga jarak dari semua hal yang aku anggap itu akan semakin merusak mentalku. 

Tidak akan aku datangi lagi tempat itu, aku sudah muak. Jelas! Aku benci ketika kembali teringat perlakuan kotor itu, aku juga benci ketika aku disudutkan dengan kata-kata kotor itu! Terlebih aku benci pada orang-orang yang aku percaya tapi pada kenyataannya mereka sendiri yang berkata akan menjaga tapi ternyata malah merusak. Bulshit!!

Semenjak hal-hal buruk datang bertubi-tubi, aku memutuskan untuk berhenti percaya, untuk berhenti berekspektasi lebih, untuk menikmati hal-hal yang bersifat sementara dan untuk-untuk yang lainnya. 

Percaya pada manusia memang bait paling menyedihkan dalam tulisan ini. 

Posting Komentar

0 Komentar