Apa iya harus selalu menjadi orang asing diantara kerumunan orang?
Apa iya harus menjadi diri yang lain untuk disukai banyak orang?
Apa memang semua hal yang terjadi harus disangkut-pautkan pada 1 atau 2 sosok yang lainnya?
Jika semua itu memang harus dilakukan, kenapa harus aku yang menjadi pembanding diantaranya? Kenapa harus diriku yang menjadi lemah karenanya. Aku tidak mengenal, aku tidak menyapa, aku bahkan sangat-sangat asing, tapi kenapa aku selalu merasa ada banyak hal yang mereka tau mengenai aku padahal aku sendiri tidak melakukan apa-apa. Ketersinggungan yang membuat aku marah, kesal, sedih, kecewa, yah semua ini karena apa?
Bagian mana dalam diriku yang menjadi binatang liar, tidak lain dan tidak bukan karena pikiranku berkecamuk dalam diam dan penuh ketakutan. Tidak ada yang membersamai aku dalam kegelapan, aku susuri gang sempit dalam pikiranku sendiri, dengan tertatih melangkah walaupun kakiku perih, aku mencoba tetap bertahan hidup dengan sisa-sisa tenaga yang aku miliki. Tapi apa memang harus seberat ini? Apa memang aku dibandingkan sedemikiannya sampai aku lupa caranya menangis perih bagaimana?
Dari setiap hal yang menyakitkan, aku memilih untuk menyakiti diriku sendiri untuk sedikit menyembuhkannya. Aku menelan pil pahitku sendiri, aku merobek luka di kakiku sendiri agar darahnya mengalir ke tempat yang jauh, walaupun aku mungkin mati nantinya. Aku senang menikmati luka ini sendirian.
0 Komentar