Part 2 dari Rasa Sakit

Belum sehari ternyata jawaban dari chapter 2 ini sepertinya sudah aku dapatkan. Bagaimana mungkin ya? Iya, bagiku setiap momen yang terjadi selalu ada kisah yang menarik. Mungkin lebih tepatnya, aku rasakan sedikit sakit di dada hehe

Di hari kemarin kan sudah aku katakan bahwa ternyata aku luka sendirian, kini aku dapatkan jawaban bahwa ternyata bukan aku lagi orangnya yang dia inginkan. Dia mengatakan bahwa dia sayang tp tetap dia tidak bisa bersama aku sekarang, padahal menurutku lebih baik memperbaiki 1000x ketimbang menghancurkan 1x dan hilang begitu saja. Tapi bagian terepik nya bukan disitu, kalian tahu tidak? Dia mengetik banyak sekali kata-kata sayang untukku, pada fase ini kira-kira ada berapa banyak lagi harapan untukku bisa berdamai dengan keadaannya ya? Kalian tahu, ternyata aku tidak dibutuhkan di waktu sulitnya. Sedih sekali bukan? Hehe

But it's okey, aku selalu berharap pada Tuhan agar aku bisa dibersamakan dengan seseorang yang bisa memahami, menerima lebih dan kurangku, mungkin pada bagian doa ini aku kurang spesifik bahwa ternyata aku ingin dia. Padahal di awal doa aku mengharapkan jika memang dia maka bukakan dan lancarkan jalannya untuk segera ke arahku, membawa aku ke rumah yang sama dengannya. Tapi jika memang bukan dia, tolong hapuskan rasa aku yang sudah teramat mengharapkan dia ini. Sepertinya aku banyak lupa tentang beberapa hal, di dunia ini kebanyakan Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Aku terlalu menginginkan untuk bersamanya, mungkin aku belum membutuhkan dia sekarang menurut Tuhan. Pada bagian ini, aku yang salah karena selalu menggantungkan kebahagiaanku diatas segalanya terlebih harus ada dia. Padahal jelas-jelas harusnya aku meminta dibahagiakan dan bersyukur untuk setiap kebahagiaan yang Tuhan berikan padaku.

Tapi Tuhan, jika boleh aku meminta sekali lagi. Perempuan bebal ini inginkannya. Bisakah bantu aku untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik, serta menambah rasa sayangnya pada aku yang haus kasih sayang ini. Bisakah Tuhan? Aku mohon.. Maaf Tuhan, kali ini aku terus-menerus memaksa kepada-Mu. 

Posting Komentar

0 Komentar